Rabu, 23 November 2011
Minggu, 15 Mei 2011
Selasa, 03 Mei 2011
Sabtu, 30 April 2011
Rabu, 27 April 2011
Sabtu, 16 April 2011
Mendidik Anak yang Baik Sesuai Al-Qur’an ---- Educating Children for Good Match Qur'an
Berikut ini adalah nasehat luqman kepada anaknya
1. Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.(QS Luqman : 12)
2. “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman :13)
3. Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman :14)
4. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Luqman :15)
5. * Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS. Luqman :16) 6. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS. Luqman :17)
7. Dan janganlah memalingkan muka dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman :18)
8. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS. Luqman :19)
9. Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni’mat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.(QS. Luqman :20)
10. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang diturunkan Allah”. Mereka menjawab: “(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya”. Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun syaitan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)? (QS. Luqman :21)
11. Dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia orang yang berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang kokoh. Dan hanya kepada Allah-lah kesudahan segala urusan. (QS. Luqman :22)
12. Dan barangsiapa kafir maka kekafirannya itu janganlah menyedihkanmu. Hanya kepada Kami-lah mereka kembali, lalu Kami beritakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (QS. Luqman :23)
13. Kami biarkan mereka bersenang-senang sebentar, kemudian Kami paksa mereka (masuk) ke dalam siksa yang keras. (QS. Luqman :24)
14. Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”. Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (QS. Luqman :25)
15. Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi. Sesungguhnya Allah Dia-lah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (QS. Luqman :26)
16. Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah . Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. Luqman :27)
17.Tidaklah Allah menciptakan dan membangkitkan kamu (dari dalam kubur) itu melainkan hanyalah seperti (menciptakan dan membangkitkan) satu jiwa saja . Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Luqman :28)
18. Tidakkah kamu memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan Dia tundukkan matahari dan bulan masing-masing berjalan sampai kepada waktu yang telah ditentukan, dan sesungguhnyaAllah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Luqman :29)
19. Demikianlah, karena sesungguhnya Allah, Dia-lah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah itulah yang batil; dan sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. Luqman :30)
20.Tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya kapal itu berlayar di laut dengan ni’mat Allah, supaya diperlihatkan-Nya kepadamu sebagian dari tanda-tanda (kekuasaan)-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi semua orang yang sangat sabar lagi banyak bersyukur. (QS.Luqman :31)
21. Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus . Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar. (QS. Luqman :32)
22. Hai manusia, bertaqwalah kepada Rabbmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah”. (QS. Luqman :33)
23. Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok . Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Luqman :34) ------------------------------------------------------ Here is advice to his son Luqman
1. Be thankful to God. And whoever is thankful (to Allah), verily he was grateful for himself, and whoever is ungrateful, verily Allah is Rich, the Praised. "(Surah Luqman: 12)
2. "My son, do not ascribe Allah, ascribe (Allah) is truly a great injustice." (Surah Luqman: 13)
3. And we have enjoined on man (do good) to parents-his father, his mother had conceived him in a position of weakness that stepped-up, and weaning in two years. Give thanks to Me and to your fathers two mothers, only children of to-return. (Surah Luqman: 14)
4. And if they force you to ascribe to the things that I have no knowledge that, do not you go on both, and both are in the world pergaulilah well, and follow the road back to Me, and then only to the children of your return, and I will tell you what you were doing. (Surah Luqman: 15)
5. * O my son, indeed if there is (a deed) weighing mustard seed, and be in a rock or in the heavens or in the earth, Allah will bring it (membalasinya). Surely, Allah is Subtle, the Knower. (Surah Luqman: 16) 6. My son, be steadfast in prayer and ask the (human) doing good and forbid (them) from an unjust act and be patient over what happened to you. Lo! That includes things that are required (by God). (Surah Luqman: 17)
7. And do not turn away from human (for pride), nor walk in insolence through the earth. Allah loves not those who are arrogant boasting. (Surah Luqman: 18)
8. And moderate walking and lunakkanlah you in your voice. Truly evil ass voice is the voice. (Surah Luqman: 19)
9. Seest thou not that Allah has subjected to (interest) what you are in heaven and on earth and perfecting his ni'mat for you spiritually and materially. And among mankind is he who argue about the (unity) of Allah without knowledge or guidance and without the enlightening book. (Surah Luqman: 20)
10. And when it is said unto them: Follow what Allah hath revealed. " They said: "(No), but we (only) to follow what we found our fathers doing." And if they (would follow their fathers), although the devil is calling them to the torment of a burning fire (hell)? (Surah Luqman: 21)
11. And whoever will give herself to God, is he someone who is doing good, in fact it has adhered to a sturdy rope knot. And to Allah is the only upshot of all affairs. (Surah Luqman: 22)
12. And whosoever was not disbelieve it menyedihkanmu disbelief. Only unto Us is their return, and We shall tell them what they have done. Surely Allah is Knower of all hearts. (Surah Luqman: 23)
13. We let them have fun for a while, then we force them to (go) into a harsh punishment. (Surah Luqman: 24)
14. And if you ask them: 'Who created the heavens and the earth? "Of course they will say:" Allah. " Say: 'Praise be to Allah ": but most of them do not know. (Surah Luqman: 25)
15. To Allah belongs what is in heaven and on earth. Verily Allah, He is the Most Rich, the Praised. (Surah Luqman: 26)
16. And if all the trees on earth were pens and the sea (the ink), added to her seven sea (again) after (dry) it, He would not inexhaustible (written) sentence of God. Surely Allah is Mighty, Wise. (Surah Luqman: 27)
17.Tidaklah God created and raised you (from the dead) but it is just like (creating and generating) a single soul alone. Verily Allah is Hearer, Seer. (Surah Luqman: 28)
18. Hast thou not that Allah Night into day and day into the night to enter and He subjected the sun and moon each running up to the time specified, and Allah is Informed of what ye do. (Surah Luqman: 29)
19. Thus, for Allah, He who has the right and indeed what they invoke besides Him is falsehood, and that Allah is He the Most High, Most Great. (Surah Luqman: 30)
20.Tidakkah you noticed that the ship actually sailed on the sea with ni'mat God, so his show thee some of the signs (of) Him. Verily in this is truly there are signs for all those who very patiently again most grateful. (QS.Luqman: 31)
21. And if they dilamun big waves like mountains, they call on God to purify his obedience to God but when He saved them up on the mainland, and some of them remain on the path that is straight. And none can deny Our revelations except those who are not loyal anymore ingrate. (Surah Luqman: 32
22. O man, bertaqwalah to your Lord and Fear of a day (that day), a father can not help the child and a child can not (yet) to help his father one bit. The promise of Allah is true, then life Do not let the world take advantage of you, and do not (yet) trickster (Satan) take advantage of you in (obey) God. " (Surah Luqman: 33)
23. Verily Allah, only on his side alone knowledge of the Hour: and He is the lowering of rain, and knowing what was in the womb. And no one can know (with certainty) what will be earned tomorrow. And no one on earth who can know where he would die. Surely Allah is Knower, Aware. (Surah Luqman: 34)
by.nanktok
SURAT UNTUKMU, NAK¸.•*¨*•♫
Anakku yang dicintai Allah, sudah kewajibanku pula untuk mengingatkanmu, bahwa kau bukan hanya akan mencari seorang suami , Nak. Akan tetapi, juga seorang Ayah bagi anak-anakmu. Dari spermanya akan mengutuh jati diri anakmu nanti. Dalam rahimmu akan mewujud buah hatimu kelak.
Karenanya, pandanglah jauh menerawang. Bukan semata dari kedudukannya saat ini, Nak. Bukan pula sebatas ketampanan kini. Bayangkan bertahun kemudian. Ketika kalian menua bersama. Ketika kalian menatih jalan anak pertamamu. Ketika kalian merapikan mukena gadis kecilmu yang sedang belajar shalat.
Seperti apa ia kelak, Nak? Apakah ia akan membangunkan dengan kecupnya sewaktu Subuh menjelang? Akankah kau melantunkan alquran sebagai lagu nina bobo? Yakinkah kau bahwa anakmu akan menjadi prioritas utama, bahwa kalian akan menjadi ayah dan ibu penuh waktu –bukan ayah dan ibu akhir pekan?
Sebagaimana kau ketahui, Nak. Aku menuliskan ini bahkan ketika aku belum dapat memastikan seperti apa sosok bundamu. Namun kujanjikan kepadamu, Nak, aku mendoa siang malam agar Allah menganugerahimu Bunda terbaik bagi dunia dan akhiratmu. Bunda dengan hati lembut, yang senyum penuh kasihnya buncah setiap memandangmu. Bunda dengan tubuh yang anggun, yang sanggup mengajarimu berpeluh demi umat. Bunda dengan cita-cita besar, yang menanamkan ridha Allah sebagai tujuan utama keluarga kita.
Sebagaimana kau ketahui pula, Nak. siang malam pula, Nak, aku berdoa agar mampu menjadi Ayah terbaik bagi dunia dan akhiratmu.. Ayah yang mewujud sahabat terbaikmu. Ayah yang menggenggam tanganmu erat dalam mengarungi naik turun kehidupanmu.
Mungkin akan lama surat-surat ini menanti, hingga tersampai pada masa yang tepat bagi anak saya untuk membacanya. Tetapi bukankah Allah adalah pengabul segala pinta? Karenanya biarlah ini menjadi salah satu wujud doa saya. Biarlah terpanjat. Biarlah terdengar.
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min (40): 60).
by. nanktok
Karenanya, pandanglah jauh menerawang. Bukan semata dari kedudukannya saat ini, Nak. Bukan pula sebatas ketampanan kini. Bayangkan bertahun kemudian. Ketika kalian menua bersama. Ketika kalian menatih jalan anak pertamamu. Ketika kalian merapikan mukena gadis kecilmu yang sedang belajar shalat.
Seperti apa ia kelak, Nak? Apakah ia akan membangunkan dengan kecupnya sewaktu Subuh menjelang? Akankah kau melantunkan alquran sebagai lagu nina bobo? Yakinkah kau bahwa anakmu akan menjadi prioritas utama, bahwa kalian akan menjadi ayah dan ibu penuh waktu –bukan ayah dan ibu akhir pekan?
Sebagaimana kau ketahui, Nak. Aku menuliskan ini bahkan ketika aku belum dapat memastikan seperti apa sosok bundamu. Namun kujanjikan kepadamu, Nak, aku mendoa siang malam agar Allah menganugerahimu Bunda terbaik bagi dunia dan akhiratmu. Bunda dengan hati lembut, yang senyum penuh kasihnya buncah setiap memandangmu. Bunda dengan tubuh yang anggun, yang sanggup mengajarimu berpeluh demi umat. Bunda dengan cita-cita besar, yang menanamkan ridha Allah sebagai tujuan utama keluarga kita.
Sebagaimana kau ketahui pula, Nak. siang malam pula, Nak, aku berdoa agar mampu menjadi Ayah terbaik bagi dunia dan akhiratmu.. Ayah yang mewujud sahabat terbaikmu. Ayah yang menggenggam tanganmu erat dalam mengarungi naik turun kehidupanmu.
Mungkin akan lama surat-surat ini menanti, hingga tersampai pada masa yang tepat bagi anak saya untuk membacanya. Tetapi bukankah Allah adalah pengabul segala pinta? Karenanya biarlah ini menjadi salah satu wujud doa saya. Biarlah terpanjat. Biarlah terdengar.
Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS. Al-Mu’min (40): 60).
by. nanktok
Senin, 04 April 2011
CARA MENGASUH ANAK YANG BAEK !!!
Setiap orang umumnya akan menikah dan memiliki anak. Anak adalah titipan Tuhan yang harus kita jaga dan kita didik sedemikian rupa agar setelah mereka besar dapat menjadi orang yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara serta dapar membahagiakan dan membanggakan orang tua yang telah susah payah membesarkannya dengan cina dan kasih sayang.
A. Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak :
1. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa.
Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.
2. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.
Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya.
Anaka yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.
3. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya.
Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.
B. Beberapa Tips Cara Mendidik Anak Kita Yang Baik :
1. Baik ibu dan ayah harus kompak memilih pola asuh yang akan diterapkan kepada anak. Jangan plin-plan dan berubah-ubah agar anak tidak menjadi bingung.
2. Jadilah orangtua yang pantas diteladani anak dengan mencontohkan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai anak dipaksa melakukan hal baik yang orangtuanya tidak mau melakukannya. Anak nantinya akan menghormati dan menghargai orang tuanya sehingga setelah dewasa akan menyayangi orangtua dan anggota keluarga yang lain.
3. Sesuaikan pola asuh dengan situasi, kondisi, kemampuan dan kebutuhan anak. Polas asuh anak balita tentu akan berbeda dengan pola asuh anak remaja. Jangan mendidik anak dengan biaya yang tidak mampu ditalangi orangtuanya. Usahakan anak mudah paham dengan apa yang kita inginkan tanpa merasa ada paksaan, namun atas dasar kesadaran diri sendiri.
4. Kedisiplinan tetap harus diutamakan dalam membimbing anak sejak mulai kecil hingga dewasa agar anak dapat mandiri dan dihormati serta diharga masyarakat. Hal-hal kecil seperti bangun tidur tepat waktu, membantu pekerjaan rumah tangga orangtua, belajar dengan rajin, merupakan salah satu bentuk pengajaran kedisiplinan dan tanggungjawab pada anak.
5. Kedepankan dan tanamkan sejak dini agama dan moral yang baik pada anak agar kedepannya dapat menjadi orang yang saleh dan memiliki sikap dan perilaku yang baik dan agamis. Anak yang shaleh akan selalu mendoakan orangtua yang telah melahirkan dan membesarkannya walaupun orangtuanya telah meninggal dunia.
6. Komunikasi dilakukan secara terbuka dan menyenangkan dengan batasan-batasan tertentu agar anak terbiasa terbuka pada orangtua ketika ada hal yang ingin disampaikan atau hal yang mengganggu pikirannya. Jika marah sebaiknya orangtua menggunakan ungkapan yang baik dan tidak langsung yang dapat dipahami anak agar anak tidak lantas menjadi tertutup dan menganggap orangtua tidak menyenangkan.
7. Hindari tindakan negatif pada anak seperti memarahi anak tanpa sebab, menyuruh anak seenaknya seperti pembantu tanpa batas, menjatuhkan mental anak, merokok, malas beribadah, menbodoh-bodohi anak, sering berbohong pada anak, membawa pulang stres dari kantor, memberi makan dari uang haram pada anak, enggan mengurus anak, terlalu sibuk dengan pekerjaan dan lain sebagainya.
Demikian yang dapat disampaikan organisasi.org pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
by.nanktok
A. Tipe-Tipe Pola Asuh Orang Tua Kepada Anak :
1. Pola Asuh Permisif
Pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang cuek terhadap anak. Jadi apa pun yang mau dilakukan anak diperbolehkan seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, matrialistis, dan sebagainya.
Biasanya pola pengasuhan anak oleh orangtua semacam ini diakibatkan oleh orangtua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan, kesibukan atau urusan lain yang akhirnya lupa untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik. Dengan begitu anak hanya diberi materi atau harta saja dan terserah anak itu mau tumbuh dan berkembang menjadi apa.
Anak yang diasuh orangtuanya dengan metode semacam ini nantinya bisa berkembang menjadi anak yang kurang perhatian, merasa tidak berarti, rendah diri, nakal, memiliki kemampuan sosialisasi yang buruk, kontrol diri buruk, salah bergaul, kurang menghargai orang lain, dan lain sebagainya baik ketika kecil maupun sudah dewasa.
2. Pola Asuh Otoriter
Pola asuh otoriter adalah pola pengasuhan anak yang bersifat pemaksaan, keras dan kaku di mana orangtua akan membuat berbagai aturan yang saklek harus dipatuhi oleh anak-anaknya tanpa mau tahu perasaan sang anak. Orang tua akan emosi dan marah jika anak melakukan hal yang tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh orang tuanya.
Hukuman mental dan fisik akan sering diterima oleh anak-anak dengan alasan agar anak terus tetap patuh dan disiplin serta menghormati orang-tua yang telah membesarkannya.
Anaka yang besar dengan teknik asuhan anak seperti ini biasanya tidak bahagia, paranoid / selalu berada dalam ketakutan, mudah sedih dan tertekan, senang berada di luar rumah, benci orangtua, dan lain-lain. Namun di balik itu biasanya anak hasil didikan ortu otoriter lebih bisa mandiri, bisa menjadi orang sesuai keinginan orang tua, lebih disiplin dan lebih bertanggungjawab dalam menjalani hidup.
3. Pola Asuh Otoritatif
Pola asuh otoritatif adalah pola asuh orangtua pada anak yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan sensor batasan dan pengawasan yang baik dari orangtua. Pola asuh ini adalah pola asuh yang cocok dan baik untuk diterapkan para orangtua kepada anak-anaknya.
Anak yang diasuh dengan tehnik asuhan otoritatip akan hidup ceria, menyenangkan, kreatif, cerdas, percaya diri, terbuka pada orangtua, menghargai dan menghormati orangtua, tidak mudah stres dan depresi, berprestasi baik, disukai lingkungan dan masyarakat dan lain-lain.
B. Beberapa Tips Cara Mendidik Anak Kita Yang Baik :
1. Baik ibu dan ayah harus kompak memilih pola asuh yang akan diterapkan kepada anak. Jangan plin-plan dan berubah-ubah agar anak tidak menjadi bingung.
2. Jadilah orangtua yang pantas diteladani anak dengan mencontohkan hal-hal positif dalam kehidupan sehari-hari. Jangan sampai anak dipaksa melakukan hal baik yang orangtuanya tidak mau melakukannya. Anak nantinya akan menghormati dan menghargai orang tuanya sehingga setelah dewasa akan menyayangi orangtua dan anggota keluarga yang lain.
3. Sesuaikan pola asuh dengan situasi, kondisi, kemampuan dan kebutuhan anak. Polas asuh anak balita tentu akan berbeda dengan pola asuh anak remaja. Jangan mendidik anak dengan biaya yang tidak mampu ditalangi orangtuanya. Usahakan anak mudah paham dengan apa yang kita inginkan tanpa merasa ada paksaan, namun atas dasar kesadaran diri sendiri.
4. Kedisiplinan tetap harus diutamakan dalam membimbing anak sejak mulai kecil hingga dewasa agar anak dapat mandiri dan dihormati serta diharga masyarakat. Hal-hal kecil seperti bangun tidur tepat waktu, membantu pekerjaan rumah tangga orangtua, belajar dengan rajin, merupakan salah satu bentuk pengajaran kedisiplinan dan tanggungjawab pada anak.
5. Kedepankan dan tanamkan sejak dini agama dan moral yang baik pada anak agar kedepannya dapat menjadi orang yang saleh dan memiliki sikap dan perilaku yang baik dan agamis. Anak yang shaleh akan selalu mendoakan orangtua yang telah melahirkan dan membesarkannya walaupun orangtuanya telah meninggal dunia.
6. Komunikasi dilakukan secara terbuka dan menyenangkan dengan batasan-batasan tertentu agar anak terbiasa terbuka pada orangtua ketika ada hal yang ingin disampaikan atau hal yang mengganggu pikirannya. Jika marah sebaiknya orangtua menggunakan ungkapan yang baik dan tidak langsung yang dapat dipahami anak agar anak tidak lantas menjadi tertutup dan menganggap orangtua tidak menyenangkan.
7. Hindari tindakan negatif pada anak seperti memarahi anak tanpa sebab, menyuruh anak seenaknya seperti pembantu tanpa batas, menjatuhkan mental anak, merokok, malas beribadah, menbodoh-bodohi anak, sering berbohong pada anak, membawa pulang stres dari kantor, memberi makan dari uang haram pada anak, enggan mengurus anak, terlalu sibuk dengan pekerjaan dan lain sebagainya.
Demikian yang dapat disampaikan organisasi.org pada kesempatan kali ini, semoga bermanfaat bagi kita semua.
by.nanktok
pola asuh orang tua dalam mengarahkan perilaku anak
MASALAH yang selalu dikeluhkan orang tua tentang anak mereka seakan-akan tidak pernah berakhir. Taraf pertumbuhan dan perkembangan telah menjadikan perubahan pada diri anak. Perubahan perilaku tidak akan menjadi masalah bagi orang tua apabila anak tidak menunjukkan tanda penyimpangan. Akan tetapi, apabila anak telah menunjukkan tanda yang mengarah ke hal negatif akan membuat cemas bagi sebagian orang tua.
Menurut Al-Istambuli (2002), “Kecemasan orang tua disebabkan oleh timbulnya perbuatan negatif anak yang dapat merugikan masa depannya.” Kekhawatiran orang tua ini cukup beralasan sebab anak kemungkinan akan berbuat apa saja tanpa berpikir risiko yang akan ditanggungnya. Biasanya penyesalan baru datang setelah anak menanggung segala risiko atas perbuatannya. Keadaan ini tentu akan mengancam masa depannya.
Menurut Prayitno (2004), “… sumber-sumber permasalahan pada diri siswa banyak terletak di luar sekolah.” Hal ini disebabkan oleh anak lebih lama berada di rumah daripada di sekolah. Karena anak lebih lama berada di rumah, orang tualah yang selalu mendidik dan mengasuh anak tersebut.
Dalam mengasuh anak orang tua bukan hanya mampu mengkomunikasikan fakta, gagasan, dan pengetahuan saja, melainkan membantu menumbuhkembangkan kepribadian anak (Riyanto, 2002). Pendapat tersebut merujuk pada teori Humanistik yang menitikberatkan pendidikan bertumpu pada peserta didik. Artinya anak perlu mendapat perhatian dalam membangun sistem pendidikan. Apabila anak telah menunjukkan gejala-gejala yang kurang baik, berarti mereka sudah tidak menunjukkan niat belajar yang sesungguhnya. Kalau gejala ini dibiarkan terus akan menjadi masalah di dalam mencapai keberhasilan belajarnya.
Menurut Clemes (2001) bahwa terjadinya penyimpangan perilaku anak disebabkan kurangnya ketergantungan antara anak dengan orang tua. Hal ini terjadi karena antara anak dan orang tua tidak pernah sama dalam segala hal. Ketergantungan anak kepada orang tua ini dapat terlihat dari keinginan anak untuk memperoleh perlindungan, dukungan, dan asuhan dari orang tua dalam segala aspek kehidupan. Selain itu, anak yang menjadi “masalah” kemungkinan terjadi akibat dari tidak berfungsinya sistem sosial di lingkungan tempat tinggalnya. Dengan kata lain perilaku anak merupakan reaksi atas perlakuan lingkungan terhadap dirinya.
Penanganan terhadap perilaku anak yang menyimpang merupakan pekerjaan yang memerlukan pengetahuan khusus tentang ilmu jiwa dan pendidikan. Orang tua dapat saja menerapkan berbagai pola asuh yang dapat diterapkan dalam kehidupan keluarga. Apabila pola-pola yang diterapkan orang tua keliru, maka yang akan terjadi bukannya perilaku yang baik, bahkan akan mempertambah buruk perilaku anak.
Anak tumbuh dan berkembang di bawah asuhan orang tua. Melalui orang tua, anak beradaptasi dengan lingkungannya dan mengenal dunia sekitarnya serta pola pergaulan hidup yang berlaku di lingkungannya. Ini disebabkan oleh orang tua merupakan dasar pertama bagi pembentukan pribadi anak.
Bentuk-bentuk pola asuh orang tua sangat erat hubungannya dengan kepribadian anak setelah ia menjadi dewasa. Hal ini dikarenakan ciri-ciri dan unsur-unsur watak seorang individu dewasa sebenarnya sudah diletakkan benih-benihnya ke dalam jiwa seorang individu sejak sangat awal, yaitu pada masa ia masih kanak-kanak. Watak juga ditentukan oleh cara-cara ia waktu kecil diajar makan, diajar kebersihan, disiplin, diajar main dan bergaul dengan anak lain dan sebagainya (Koentjaraningrat, 1997). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh orang tua sangat dominan dalam membentuk kepribadian anak sejak dari kecil sampai anak menjadi dewasa.
Di dalam mengasuh anak terkandung pula pendidikan, sopan santun, membentuk latihan-latihan tanggung jawab dan sebagainya. Di sini peranan orang tua sangat penting, karena secara langsung ataupun tidak orang tua melalui tindakannya akan membentuk watak anak dan menentukan sikap anak serta tindakannya di kemudian hari.
Masing-masing orang tua tentu saja memiliki pola asuh tersendiri dalam mengarahkan perilaku anak. Hal ini sangat dipengaruh oleh latar belakang pendidikan orang tua, mata pencaharian hidup, keadaan sosial ekonomi, adat istiadat, dan sebagainya. Dengan kata lain, pola asuh orang tua petani tidak sama dengan pedagang. Demikian pula pola asuh orang tua berpendidikan rendah berbeda dengan pola asuh orang tua yang berpendidikan tinggi. Ada yang menerapkan dengan pola yang keras/kejam, kasar, dan tidak berperasaan. Namun, ada pula yang memakai pola lemah lembut, dan kasih sayang. Ada pula yang memakai sistem militer, yang apabila anaknya bersalah akan langsung diberi hukuman dan tindakan tegas (pola otoriter). Bermacam-macam pola asuh yang diterapkan orang tua ini sangat bergantung pada bentuk-bentuk penyimpangan perilaku anak.
Orang tua dapat memilih pola asuh yang tepat dan ideal bagi anaknya. Orang tua yang salah menerapkan pola asuh akan membawa akibat buruk bagi perkembangan jiwa anak. Tentu saja penerapan orang tua diharapkan dapat menerapkan pola asuh yang bijaksana atau menerapkan pola asuh yang setidak-tidaknya tidak membawa kehancuran atau merusak jiwa dan watak seorang anak.
by.nanktok
anak kampung ruck n rull
itulah kami..ya anak kampung yang tidak berpendidikan tinggi, karena memang kami tidak mampu membayar mahal biaya sekolah yang kian meninggi seperti monas mungkin..tapi kami senang kok dengan apapun yang ada ...sumpah ..kami senang kok menjadi orang kampung, kami juga senang menjadi anak kampung yang harus selalu naik turun agar kami bisa sampai jalan raya dan berjumpa dengan anak gaul dan kota yg malah kadang muaak karena yang gaul dan kota itu malah orang luar kota kami...ironis sekali memang kota dan kampung kami yang selalu di kotori dan selalu di buat tidak baik oleh mereka yang numpang belajar pada kota kami...hhuuuuf wadeeeeh..tapi ga penting menurut kami membahas mereka !!!!!wekekekekeke mending ngobrol tentang kami ...kampung kami...dan kota kami..dan itu selalu mempesona untuk di cumbu..
perlu tahu aja kami kampung tapi kami tetap ruck n rull dab !!!
tapi ruck n rull kami beda dengan ruck n rull nya dari dunia barat atau londo ..kami tetap mencoba dan selalu mencoba memahami arti kebersamaan..mencoba memahami arti bagaimana sich hidup bermasyarakat yg baek, mencoba selalu memahami keindahan dan eksotik kampung kami di kala jam 03.00 dinihari dengan tekstur kampung kekota kota an...yang selalu di ilustrasi kan oleh suara air sungai code yang membelah rongga jantung kota jogjakarta.. indah nya nongkrong di pojok sudut kampung bersendau gurau dengan tidak takut dan kuatir, besok mau ngapa dan mau makan apa ??? tapi kami senang dan enjoy aja, karena kami yakin semua proses pasti akan ada salah satu hasil yang indah..dan kami juga konsisten ketika menjadi buruh, walaupun kadang - kadang di kerjaan di marahi sama si boss..hahahahahaha gara-gara males dan tidur.
kami tetap orang jawa yang adi luhung, kami juga cinta tari tradisional dan kami juga berprestasi di tingkat internasional dalam karnaval FKY 2008.kami tetap anak kampung dan kami tetap sadar kami hanya sebagian kecil dari sejarah dunia ini...tapi jangan salah kami selalu bangga kami tetap menjadi anak kampung, kami selalu bangga kalau kami menangis di kampung kami, kami juga selalu bangga kalau kami tertawa...sedih...senang dan mati di kampung kami..
kampung kami memang menyimpan sejuta gairah untuk selalu senang dan enjoy menikmati dunia bahkan negara yang kadang sudah mulai rusak ini !!!
ya....kampung kami memang aseek dan lebih asek daripada asanty..agnes ataupun julia peres dan dewi persik...kami juga percaya dan yakin keringat kampung sudah menyatu dengan keringat kami...kamitidak takut dan merasa kuatir kalau air sungai code meminta jalan untuk menuju rumahnya di laut selatan..kami yakin mereka juga sahabat dan sesama makhluk tuhan..
dan sebagian kesenangan kami adalah kami juga ruck n rull...apa saja hidangan dunia sudah pernah kami coba, ya karena kami juga yakin kami selalu di jaga sama kampung kami...
kampung kami memang tidak pernah memberi kehidupan yang salah buat kami...kami hidup untuk kampung dan kami mati juga untuk kampung....apapun yang terjadi kampung kami adalah sebagian dari perjalanan hidup kami yang tidak pernah berujung dan kami bangga sama kampung...waadeeeh banyak sekali sebenarnya, tapi aku mau jalan dulu ach..pasti kembali mengulas kampung kami lagi..
salam sayang untuk kampung -kampung yang lain,mungkin hampir sama proses kita...semoga selalu semangat dan jaga kampung dari orang-orang kota !!!
salam ruck n rull,
salam rewolusi tetap semangat
terus berkarya
tanpa batas
senjata
ruang
by.nanktok
Minggu, 03 April 2011
pengertian kekerasan terhadap anak
Banyak orangtua menganggap kekerasan pada anak adalah hal yang wajar. Mereka beranggapan kekerasan adalah bagian dari mendisiplinkan anak. Mereka lupa bahwa orangtua adalah orang yang paling bertanggung jawab dalam mengupayakan kesejahteraan, perlindungan, peningkatan kelangsungan hidup, dan mengoptimalkan tumbuh kembang anaknya. Kekerasan anak adalah perlakuan orang dewasa/anak yang lebih tua dengan menggunakan kekuasaan/otoritasnya terhadap anak yang tak berdaya yang seharusnya menjadi tanggung jawab/pengasuhnya, yang berakibat penderitaan, kesengsaraan, cacat atau kematian.
Kekerasan anak lebih bersifat sebagai bentuk penganiayaan fisik dengan terdapatnya tanda atau luka pada tubuh sang anak. Jika kekerasan terhadap anak didalam rumah tangga dilakukan oleh orang tua, maka hal tersebut dapat disebut kekerasan dalam rumah tangga. Tindak kekerasan rumah tangga yang termasuk di dalam tindakan kekerasan rumah tangga adalah memberikan penderitaan baik secara fisik maupun mental di luar batas-batas tertentu terhadap orang lain yang berada di dalam satu rumah; seperti terhadap pasangan hidup, anak, atau orang tua dan tindak kekerasan tersebut dilakukan di dalam rumah. Keluarga adalah tempat pertama kali anak belajar mengenal aturan yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat. Sudah barang tentu dalam proses belajar ini, anak cenderung melakukan kesalahan. Bertolak dari kesalahan yang dilakukan, anak akan lebih mengetahui tindakan-tindakan yang bermanfaat dan tidak bermanfaat, patut atau tidak patut. Namun orang tua menyikapi proses belajar anak yang salah ini dengan kekerasan. Bagi orangtua, tindakan anak yang melanggar perlu dikontrol dan dihukum. bagi orangtua tindakan yang dilakukan anak itu melanggar sehingga perlu dikontrol dan dihukum.
Kekerasan merujuk pada tindakan agresi dan pelanggaran (penyiksaan, pemerkosaan, pemukulan, dll.) yang menyebabkan atau dimaksudkan untuk menyebabkan penderitaan atau menyakiti orang lain. Istilah kekerasan juga berkonotasi kecenderungan agresif untuk melakukan perilaku yang merusak.
Kekerasan terjadi ketika seseorang menggunakan kekuatan, kekuasaan, dan posisi nya untuk menyakiti orang lain dengan sengaja, bukan karena kebetulan (Andez, 2006). Kekerasan juga meliputi ancaman, dan tindakan yang bisa mengakibatkan luka dan kerugian. Luka yang diakibatkan bisa berupa luka fisik, perasaan, pikiran, yang merugikan kesehatan dan mental.kekerasan anak Kekerasan pada anak adalah segala bentuk tindakan yang melukai dan merugikan fisik, mental, dan seksual termasuk hinaan meliputi: Penelantaran dan perlakuan buruk, Eksploitasi termasuk eksploitasi seksual, serta trafficking/ jual-beli anak. Sedangkan Child Abuse adalah semua bentuk kekerasan terhadap anak yang dilakukan oleh mereka yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut atau mereka yang memiliki kuasa atas anak tersebut, yang seharusnya dapat di percaya, misalnya orang tua, keluarga dekat, dan guru.
Penganiayaan fisik adalah tindakan-tindakan kasar yang mencelakakan anak, dan segala bentuk kekerasan fisik pada anak yang lainnya. Sedangkan penganiayaan psikis adalah semua tindakan merendahkan atau meremehkan anak. Penganiayaan pada anak-anak banyak dilakukan oleh orangtua atau pengasuh yang seharusnya menjadi seorang pembimbing bagi anaknya untuk tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kekerasan terhadap anak adalah segala bentuk perlakuan baik secara fisik maupun psikis yang berakibat penderitaan terhadap anak. Pelanggaran terhadap hak anak dewasa ini semakin tidak terkendali dan mengkhawatirkan kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. Tantangan dan penderitaan yang dialami anak-anak masih belum berakhir. Kekerasan terhadap anak, baik fisik, psikis, dan seksual, masih menjadi fakta dan tidak tersembunyikan lagi. Karenanya, tidak tepat jika kekerasan terhadap anak dianggap urusan domestik atau masalah internal keluarga yang tidak boleh diintervensi oleh masyarakat, pemerintah dan lembaga.
by.nanktok
JANGAN ANDA LAKUKAN PADA ANAK ANDA !!!!
kami mengutuk kekerasan terhadap anak !!!
kami mengutuk kekerasan terhadap anak !!!
kami mengutuk kekerasan terhadap anak !!!
kami mengutuk kekerasan terhadap anak !!!
kami mengutuk kekerasan terhadap anak !!!
kami mengutuk kekerasan terhadap anak !!!
kami mengutuk kekerasan terhadap anak !!!
dengan ini kami menyatakan sanggar anak kampung indonesia mengutuk kekerasan terhadap anak !!!
apapun itu alasannya !!!
apapun itu masalahnya !!!
HENTIKAN KEKERASAN TERHADAP ANAK SEKARANG JUGA !!!!!
by.nanktok
1.
berdoa kepada Tuhan
Setiap hari.
2.
Ibuku cantik.
3.
Ayahku kuat.
4.
Kecantikan ibuku, Mendebarkanku.
5.
Kekuatan ayahku
Melatih kehidupanku.
6.
Aku sayang sama semua orang.
7.
Aku tidak membenci siapapun.
8.
Aku percaya bahwa semua orang adalah orang yang baik.
9.
Pagi hari memberi sukacita
Di mataku.
10.
Malam hari memberi kedamaian
Di hatiku.
11.
Matahari mengundangku.
Aku takut pergi ke matahari,
Karena itu terlalu jauh.
12.
Bulan mengundangku.
Aku takut bahwa ketika aku berada di sana
Orang tuaku akan merindukanku,
Dan aku juga akan merindukan mereka.
13.
Bintang-bintang dan planet-planet mengundangku.
Aku takut bahwa ketika aku pergi ke mereka,
Mereka akan menahan aku bersama mereka
Untuk bermain dengan mereka
Dan mereka tidak akan memperbolehkan aku
Untuk pulang ke orang tuaku yang malang.
14.
Setiap pagi
Aku melihat sebuah bunga mawar yang sangat indah
Di dalam hatiku.
15.
Aku tidak akan pernah ingin tahu
Apakah itu keraguan dan kecumburuan.
16.
Aku tidak akan pernah ingin merasakan
Perasaan yang tidak aman di hatiku
Dan ketidakmurnian di pikiranku
Selama seluruh kehidupanku.
17.
Setiap malam Tuhan datang
Untuk melihat aku dalam mimpiku.
Dia mengatakan kepadaku:
“Anakku,
Kamu adalah anak baik sekali.
Teruslah seperti ini
Selama seluruh kehidupanmu.
18.
Satu hal yang paling penting
Yang Tuhan telah mengajarkan kepadaku:
Jika aku benar - benar sayang sama Tuhan,
Maka aku tidak akan pernah takut kepada Dia.
19.
Satu hal lagi yang penting
Yang Tuhan telah mengajarkan kepadaku:
Jika aku benar - benar membutuhkan Dia,
Maka Dia akan melakukan semuanya
Untuk membahagiakanku.
20.
Aku tidak pernah menjelek-jelekkan orang lain.
Menjelek-jelekkan orang lain, itu sangat tidak baik.
21.
Orang tuaku sangat baik kepadaku.
Mereka telah mengatakan kepadaku pikirkanlah Tuhan dahulu
Sebelum aku mengatakan sesuatu
Dan sebelum aku melakukan sesuatu.
22.
Orang tuaku telah mengatakan kepadaku
Untuk tidak pernah berbohong.
Aku mematuhi mereka.
23.
Orang tuaku telah mengatakan kepadaku
Untuk tidak pernah bertengkar,
Tidak akan pernah berkelahi.
Aku mematuhi mereka.
24.
Aku sangat sayang sama kasih-sayang,
Cinta-kasih dan keprihatinan ibiku untuk aku.
25.
Saya sangat sayang sama
Percaya diri dan tekad yang bulat ayahku.
Dia menjamin aku bahwa aku akan memiliki
Keduanya percaya diri dan tekad yang bulat seperti dia —
Bahkan lebih dari dia.
26.
Ibuku telah mengatakan kepadaku
Apakah itu doa:
Doa adalah sebuah tangisan
Untuk melihat Mata Tuhan.
27.
Ayahku telah mengatakan kepadaku
Apakah itu meditasi:
berdoa kepada Tuhan
Setiap hari.
2.
Ibuku cantik.
3.
Ayahku kuat.
4.
Kecantikan ibuku, Mendebarkanku.
5.
Kekuatan ayahku
Melatih kehidupanku.
6.
Aku sayang sama semua orang.
7.
Aku tidak membenci siapapun.
8.
Aku percaya bahwa semua orang adalah orang yang baik.
9.
Pagi hari memberi sukacita
Di mataku.
10.
Malam hari memberi kedamaian
Di hatiku.
11.
Matahari mengundangku.
Aku takut pergi ke matahari,
Karena itu terlalu jauh.
12.
Bulan mengundangku.
Aku takut bahwa ketika aku berada di sana
Orang tuaku akan merindukanku,
Dan aku juga akan merindukan mereka.
13.
Bintang-bintang dan planet-planet mengundangku.
Aku takut bahwa ketika aku pergi ke mereka,
Mereka akan menahan aku bersama mereka
Untuk bermain dengan mereka
Dan mereka tidak akan memperbolehkan aku
Untuk pulang ke orang tuaku yang malang.
14.
Setiap pagi
Aku melihat sebuah bunga mawar yang sangat indah
Di dalam hatiku.
15.
Aku tidak akan pernah ingin tahu
Apakah itu keraguan dan kecumburuan.
16.
Aku tidak akan pernah ingin merasakan
Perasaan yang tidak aman di hatiku
Dan ketidakmurnian di pikiranku
Selama seluruh kehidupanku.
17.
Setiap malam Tuhan datang
Untuk melihat aku dalam mimpiku.
Dia mengatakan kepadaku:
“Anakku,
Kamu adalah anak baik sekali.
Teruslah seperti ini
Selama seluruh kehidupanmu.
18.
Satu hal yang paling penting
Yang Tuhan telah mengajarkan kepadaku:
Jika aku benar - benar sayang sama Tuhan,
Maka aku tidak akan pernah takut kepada Dia.
19.
Satu hal lagi yang penting
Yang Tuhan telah mengajarkan kepadaku:
Jika aku benar - benar membutuhkan Dia,
Maka Dia akan melakukan semuanya
Untuk membahagiakanku.
20.
Aku tidak pernah menjelek-jelekkan orang lain.
Menjelek-jelekkan orang lain, itu sangat tidak baik.
21.
Orang tuaku sangat baik kepadaku.
Mereka telah mengatakan kepadaku pikirkanlah Tuhan dahulu
Sebelum aku mengatakan sesuatu
Dan sebelum aku melakukan sesuatu.
22.
Orang tuaku telah mengatakan kepadaku
Untuk tidak pernah berbohong.
Aku mematuhi mereka.
23.
Orang tuaku telah mengatakan kepadaku
Untuk tidak pernah bertengkar,
Tidak akan pernah berkelahi.
Aku mematuhi mereka.
24.
Aku sangat sayang sama kasih-sayang,
Cinta-kasih dan keprihatinan ibiku untuk aku.
25.
Saya sangat sayang sama
Percaya diri dan tekad yang bulat ayahku.
Dia menjamin aku bahwa aku akan memiliki
Keduanya percaya diri dan tekad yang bulat seperti dia —
Bahkan lebih dari dia.
26.
Ibuku telah mengatakan kepadaku
Apakah itu doa:
Doa adalah sebuah tangisan
Untuk melihat Mata Tuhan.
27.
Ayahku telah mengatakan kepadaku
Apakah itu meditasi:
Meditasi adalah merasakan Hati Tuhan
30.
36.
41.
45.
49.
Di dalam hatiku.
28.
Orang tuaku telah mengatakan kepadaku
Memaafkanlah orang lain.
Hal itu akan membuat saya sangat senang sekali.
Mereka sangat benar.
Aku adalah buktinya.
29.
Saya tidak suka sama sekali
Pikiranku yang gaduh.
30.
Aku sayang sekali
Sama hatiku yang ceria.
Sama hatiku yang ceria.
31.
Aku tidak mengeluh
Tentang siapapun.
Hal ini telah membuatku
Sangat senang.
32.
Tuhan dan aku sepenuhnya saling mempercayai.
Tuhan tidak lupa dengan hatiku
Walaupun hanya untuk sesaat.
Aku juga melakukan hal yang sama.
Aku tidak pernah lupa dengan Hati Tuhan.
Tidak pernah!
33.
Tuhan mengatakan kepadaku bahwa
Air mataku dan Senyum-Senyumannya
Adalah sama pentingnya.
34.
Tuhan menginginkan bahwa aku tinggal
Di dalam hati terus-menerus.
Dia sangat bangga sama aku
Bahwa aku dapat melakukan hal itu
Dengan mudah.
35.
Ketika aku mengatakan kepada Tuhan sambil bercanda
Bahwa kehidupanku adalah sebuah buku rahasia,
Tuhan menambah secara senyum dan dengan bangga,
“Juga sebuah buku suci.”
Aku tahu bahwa Rahmat Tuhan
Telah membuat aku baik.
Tuhan menambah secara senyum dan dengan bangga,
“Tidak hanya baik saja,
Tetapi sangat baik sekali.”
37.
Tuhan mengatakan kepadaku
Untuk tidak membuat kesalahan yang serius sekali.
Aku harus sayang sama ibuku
Dan ayahku secara seimbang.
38.
Aku mengatakan kepada Tuhan:
“Aku sayang sama mereka secara seimbang,
seimbang, seimbang!”
39.
Ayahku mengatakan kepadaku
Bahwa kecantikanku
Berada di dalam mataku.
40.
Ibuku mengatakan kepadaku
Bahwa keharumanku
Berada di dalam hatiku.
Tuhan, ketika Engkau melihat aku,
Aku mendapatkan sukacita yang amat sangat,
Tetapi ketika Engkau melihat ke dalam hatiku,
Aku menjadi sangat takut.
“Kenapa, anakku, kenapa?
Kamu tidak membuat suatu kesalahan.
Tetaplah senang dan teruslah senang
Manakala Aku melihat ke dalam hatimu.”
42.
Baru-baru ini, aku telah melihat
Sebuah kebun yang indah di dalam hatiku.
Aku telah mulai berdoa
Dan bermeditasi di dalam kebun tersebut,
Dan aku sangat gembira dan bahagia.
43.
Ibuku telah menasihatiku
Untuk berdoa kepada Tuhan
Untuk sebuah hati besar,
Sebuah hati yang sangat besar.
Aku sedang melakukan hal itu,
Dan aku merasakan sangat baik, baik sekali!
44.
Ayahku telah menasihatiku
Untuk berdoa kepada Tuhan
Untuk sebuah kepala yang kecil,
Sebuah kepala yang kecil sekali.
Aku sedang melakukan hal itu,
Dan aku merasakan sangat baik, baik sekali!
Hari ini aku sangat diilhami
Utuk membuka
Rahasia-doaku
Dan rahasia-meditasiku.
46.
Ketika aku berdoa kepada Tuhan,
Aku mengepal tanganku dan menaruhnya
persis di dadaku
Dan aku mencoba mendengar denyut jantungku.
Aku melihat ke atas untuk menemukan sebuah tempat
Sepuluh feet, sekurang-kurangnya,
Lebih tinggi daripada kepalaku.
Ketika aku telah menyelesaikan semua hal ini,
Aku mulai berdoa.
Terus-terang saja, saya mendapatkan hasil luar biasa.
47.
Ketika aku bermeditasi kepada Tuhan,
Aku melakukan hal yang sama dengan tanganku,
Hanya, tidak melihat ke atas tapi ke dalam.
Aku melihat ke dalam hatiku selanjutnya
Aku melihat untuk suatu tempat yang suci dan hening
Di dalam hatiku.
Ketika semua ini usai,
Aku mulai bermeditasi.
Aku berani mengatakan bahwa hasilnya tidak bisa dibayangkan.
48.
Tuhan, Engkau telah membuatku anak Engkau yang sempurna.
Sebagai balasan apa yang aku dapat memberikan kepada Engkau?
Aku hanyalah seorang anak yang kecil;
Aku tidak punya apa-apa untuk memberikan kepada Engkau.
Anakku,
Aku hanya membutuhkan satu hal dari kamu:
Sebuah senyuman yang manis dan imut.
50.
I also need another favour from you.
You will tell your parents
How happy and grateful you are to them
For bringing you into this world.
Still one more favour I need,
And this is the last favour
You will have to do for Me, My child.
You will have to claim Me all the time,
Not missing a second,
As your own, very own.
“God, I have already started.”
Aku juga membutuhkan sebuah bantuan dari kamu.
Kamu akan mengatakan kepada orang tuaku
betapa senangnya dan bersyukurnya kepada mereka
Untuk membawa kamu ke dunia ini.
Masih ada satu bantuan lagi yang Aku membutuhkan,
Dan ini merupakan bantuan yang terakhir
Yang kamu harus melakukan untuk Aku, anakku.
Kamu akan harus selalu mengakui Aku,
Tanpa kehilangan sedikitpun,
Sebagai kepunyaanmu, kepunyaanmu yang sesungguhnya.
“Tuhan, saya sudah mulai.”
by.nanktok
by.nanktok
kurikulum belajar agama buat anak dan remaja ooiiii
Metode Mengajarkan Agama Pada Anak (Balita)
Pendidikan agama sebenarnya telah dimulai sejak anak lahir bahkan sejak anak dalam kandungan. Anak usia balita atau 0-5 tahun belum termasuk usia sekolah. Dengan demikian ia lebih banyak bersama dan berinteraksi di lingkungan keluarga terutama orang tuanya. Maka orang tua adalah segala-galanya bagi anak. Oleh karena itu, setiap orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan agama bukanlah sekedar mengajarkan pengetahuan agama dan melatih ketrampilan anak dalam melaksanakan ibadah. pendidikan agama menyangkut manusia seutuhnya.
Agar agama itu dalam tumbuh dalam jiwa anakk dan dapat dipahami nantinya, maka harus ditanamkan semenjak kelahiran bayi. Dengan demikian, ada metode-metode tertentu yang harus diterapkan dalam mengajarkan agam pada anak.[1]
Adapun metode yang dimaksud adalah semua cara yang dilakukan dalam upaya mendidik. Mengajar adalah termasuk upaya mendidik metode mengajarkan agama pada anak (balita) telah banyak dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Diantaranya:
@ Memperdengarkan Azan dan Iqamat saat kelahiran anak
Sebagaimana Abu Da’ud Turmidzi, Ali Rafi Baihaqi dan Ibnu Suni meriwayatkan bahwa Nabi SAW mengajarkan agar azan ditelinga kanan dan qamat ditelinga kiri anak yang baru lahir.
Artinya:
Aku melihat Rasulullah saw mengumandangkan azan pada telinga al Hasan bin Ali, ketika Fatimah melahirkannya.[2]
Adapun hikmah dari azan dan iqamat menurut Ibnu Qayyum al Jauziyah yaitu agar supaya suara yang pertama kali didengar oleh anak adalah kalimat-kalimat seruan yang maha tinggi yang mengandung kebesaran Tuhan. Hikmah lainnya adalah larinya syaitan hingga ia lemah ketika pertama kali ingin mengikat atau mempengaruhinya. Azan tersebut juga mengandung makna agar dakwah Islam mendahului dakwah syaitan.[3]
@ Metode hiwar atau percakapan
Metode hiwar adalah metode percakapan akan tetapi dalam hal ini perlu dipahami bahwa objeknya adalah anak balita. Anak pada umumnya mulai pandai berbicara pada umur dua tahun. Meskipun pada dasarnya bayi yang berumur satu tahun pun sudah dapat diajak berinteraksi dengan bahasa isyarat. Oleh karena itu, dianjurkan ketika anak mulai pandai bercakap, diajarkan kata-kata yang baik dan benar, sebagai mana dalam suatu riwayat al-Hakim bahwa Rasulullah SAW bersabda:
Artinya:
Bacakanlah kepada anak-anakmu kalimat pertama dengan “lailahaillallah”
Hikmanya agar kalimat tauhid dan syiar masuk ke pendengaran anak, dan kalimat pertamalah yang diucapkan lisannnya dan lafal pertama yang difahami anak.[4]
Demikian metode percakapan ini terus diterapkan sampai anak pandai berbicara yang baik dan lebih logis dan seterusnya.
@ Metode Ketauladanan
Metode ketauladanan adalah suatu cara mengajarkan agama dengan mencontohkan langsung pada anak. Hal ini telah dilakukan sendiri oleh Rasulullah saw sebagaimana dalam firman Allah swt dalam QS. Al-Ahzab ayat 21.
Artinya
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.[5]
Metode ini dapat diterapkan pada anak usia 3-5 tahun, misalnya mencontohkan perbuatan shalat, mengaji, shadaqah, berbuat baik dan lain-lain.
@ Metode Pembiasan
Metode pembiasan adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan ajaran agama Islam.[6]
Inti pembiasan sebenarnya pengalaman dan pengulangan seorang ibu membiasakan menyusui dengan ASI anaknya sebenarnya sudah menanamkan kebiasaan tentang cinta kasih. Demikian juga jika umur anak mencapai 1-2 tahun, anak paling sering memainkan mulut atau alat kelaminnya. Oleh karena itu seorang ibu harus membiasakan anak untuk memberikan sesuatu yang tidak mencedrainya, misalnya memberikan makanan dengan memegangkan pada tangan kanan, mengalihkan tangannya bila memainkan alat kelaminnya. Apabila anak berusia 3-5 tahun dibiasakan makan bersama, berdoa, mencuci tangan, bangun pagi dan lain-lain.[7]
@ Metode drill/Latihan
Menurut Zuhaini metode dirill atau latihan adalah suatu metode dalam pengajaran dalam melatih anak terhadap bahan pelajaran yang telah diberikan. Untuk usia anak yang masih balita yang berumur 2-5 tahun metode ini dapat diterapkan. Misalnya melatih berbahasa, melatih ketrampilan gerak dengan cara menggambar dan lain-lain.
@ Metode pemberian hadiah atau pujian
Metode ini dapat diterapkan bagi anak berusia 3-5 tahun karena hal ini menarik. Apa lagi jika diberikan atas prestasi yang baik, anak akan semakin termotifasi. Misalnya anak bisa menyebutkan lima huruf hijriyah, atau menghafal suatu doa, maka dapat diberikan pujian atau hadiah berupa materi. Dengan demikian anak akan merasa dihargai atas keberhasilannya.
Metode Pengajaran Agama Pada Anak-anak
Menurut Zakiyah Darajat dalam bukunya ilmu jiwa agama kategori umur anak-anak adalah usia sekolah dasar yang pada umumnya usia 6-12 tahun. Ketika anak usia seperti ini jiwanya telah membawa rasa bekal agama dan kepribadiannya, tetapi masih dalam lingkungan dasar.[8]
Dengan demikian, pengajaran agama sangat penting untuk ditanamkan dalam diri anak. Adapun beberapa metode yang dapat diterapkan dalam mendidik anak sesuai dengan perkembangan yang dapat diterapkan dalam mendidik anak sesuai dengan perkembangan anak tersebut, yaitu:
@ Metode keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang cukup efektif dalam mempersiapkan dan membentuk anak secara moral, spiritual dan sosial. Sebab seorang pendidik merupakan contoh ideal dalam pandangan anak, yang tingkah laku dan sopan santunnya akan ditiru. Karenanya keteladanan merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya anak didik. Dalam ayat Al-Qur’an banyak yang menjekaskan berapa pentingnya penggunaan keteladanan. Antara lain dalam firman Allah SWT. Surah Al-Ahzab: 21
Terjemahnya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.[9]
Ayat di atas menjelaskan bahwa Rasulullah adalah contoh yang paling baik yang harus kita ikuti. Secara tersirat ayat ini juga memberikan isyarat bahwa keteladanan dalam kehidupan sehari-hari dalam memberikan pengajaran sangat efektif seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
@ Metode Pembiasaan
Yang dimaksud pembiasan adalah membiasakan cara-cara bertindak, dibaitkan dengan metode pembelajaran pada anak-anak, maka pembiasaan anak kepada hal-hal yang baik dalam belajar sopan santun dalam keluarga maupun dalam kehidupan sehari-hari.
@ Metode Nasehat
Al-Qur’an mensyariatkan dengan nasehat, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu”.
Dengan metode ini pendidik dapat menanamkan pengaruh yang baik kedalam jiwa dengan cara memberikan nasehat yang dapat mengetuk hati atau relung jiwa sang anak. Bahkan dengan metode ini pendidik dapat mengarahkan peserta didik kepada kebaikan dan kemaslahatan, serta kemajuan masyarakat dan umat.
@ Metode Kisah
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pengajaran dengan menuturkan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal yang baik, yang sebenarnya terjadi ataupun tekanan saja. Sebagaimana dalam firman Allah dalam surah Yusuf ayat 111:
Terjemahnya:
Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal.[10]
Dari ayat tersebut di atas dapat dipahami bahwa ada hikma yang terkandung dari kisah-kisah yang disampaikan oleh Allah SWT melalui firman-Nya. Bagi orang-orang yang mau berfikir dan menggunakan akal.
@ Metode Hukuman
Muhammad Quthb mengatakan bahwa “bila teladan dan nasehat di metode lain tidak mampu menguba sikap anak, maka pada waktu itu harus diadakan tindakan tegas yang disebut hukum (sifatnya mendidik)[11]
Metode Pengajaran Agama Pada Remaja
Remaja adalah anak yang berada pada usia bukan anak-anak, tetapi juga belum dewasa. Periode remaja itu belum ada kata sepakat mengenai kapan dimulai dan berakhirnya. Ada yang berpendapat bahwa usia remaja itu antara 13-21, ada juga yang mengatakan antara 13-19 tahun. Remaja yang telah tamat atau telah putus sekolah hakikatnya membutuhkan dan berhak atas lapangan kerja yang wajar, sesuai dengan UUD 1945 pasal 27 ayat 2.
Telah diketahui bersama bahwa anak adalah asset terbesar bagi orang tua, anak adalah amanah Allah yang perlu didik. Oleh karena itu, agama harus ditanamkan pada diri mereka.
Dalam mengajarkan agama pada remaja diperlukan berbagai metode. Adapun metode yang digunakan untuk mengajarkan agama pada remaja telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW antara lain:
@ Metode keteladanan.
Ketelaudanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dalam aspek moral spiritual anak adalam remaja mengingat pendidik adalah figur terbaik dalam pandangan anak. Metode ini dapat diterapkan pada usia remaja misalnya contohkan shalat, mengaji dan ibdah-ibada atau perbuatan baik lainnya.
@ Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah cara mengajar dengan menggunakan peragaan atau memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses tertentu kepada yang diajar.[12]
Metode ini dapat digunakan untuk mengajarkan agama pada remaja, misalnya mendemonstrasikan langsung seperti; praktek shalat, wudhu, atau praktek penyelenggaraan shalat jenazah.
@ Metode pemberian tugas
Termasuk metode pengajaran agama pada remaja yang cukup berhasil dalam membentuk aqidah anak (remaja) dan mempersiapkannya baik secara moral, maupun emosional adalah pendidikan anak dengan petuah dan memberikan kepadanya nasehat-nasehat. Karena nasehat memiliki pengaruh yang cukup besar dalam membuka mata anak (remaja) akan hakikat sesuatu, mendorong untuk menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia.[13]
Adapun metode nasehat, dicontohkan oleh Luqmanul Hakim yang diabadikan dalam Al-Qur’an QS. Al Luqman ayat 13 dan 17.
Terjemahnya:
Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.(13) Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (17)[14]
Menurut Abudinata bahwa nasehat ini cocok untuk remaja karena dengan kalimat-kalimat yang baik dapat menentukan hati untuk mengarahkannya kepada ide yang dikehendaki.[15]
Selanjutnya beliau mengatakan bahwa metode nasehat itu sasarannya adalah untuk menimbulkan kesadaran pada orang yang dinasehati agar mau insaf melaksanakan ajaran yang digariskan atau diperintahkan kepadanya.[16]
Pendekatan Pengajaran Agama dalam Lingkungan Keluarga
Keluarga dalam pandangan antropologi adalah satu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal dan ditandai oleh kerjasama ekonomi, berkembang, mendidik, melindungi, merakyat, dan sebagainya, sedangkan inti keluarga adalah azab, ibu dan anak.[17]
Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan sesuai dengan kondisi rumah tangga masing-masing:
@ Pendidikan anak prenatal
Dimulai sejak saat memilih pasangan hidup ini adalah masalah ilmiah. Sifat orang tua besar kemungkinan diturunkan kepada anaknya. Jadi jika orang tua tidak ingin sulit mendidik anak, maka pilihlah jodoh yang tidak nakal.[18]
Suasana lahir batin seorang ibu yang sedang hamil dapat berpengaruh pada anak yang dikandungnya. Jadi, bila seorang ibu hamil hindarilah problem. Suasana yang buruk saat kehamilan akan dapat menyebabkan yang lahir sulit dididik.
@ Memperdengarkan azan dan iqamat saat kelahiran anak
@ Mendidik anak dengan cara memberi nama yang baik
Memberi nama yang baik terhadap anak juga mengundang suatu taqlin (pengajaran) tentang syariat Islam karena dengan pemberian nama yang baik itu diharapkan melekat sifat yang baik pula pada anak tersebut. Sebagaimana hadis Rasulullah saw yang diriwayatkan oleh Abu Daud
Artinya:
“Sesungguhnya pada hari kiamat nanti kalian kaan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama papa kalian. Oleh karena itu buatlah nama yang baik untuk kalian.[19]
@ Menyusui bayi (ASI)
Menyusui anak, tidak hanya bernilai dilihat dari segi kesehatan fisik, melainkan juga segi perkembangan kejiwaan, dan bernilai pendidikan.[20]
@ Memilih teman bermain si anak untuk membantu orang tua dalam memilih teman bermain anaknya ada tiga patokan:
- Pilih teman yang baik moralnya
- Pilih teman yang cerdas (IQ-nya tinggi)
- Pilih teman yang kuat aqidahnya.[21]
@ Mengisi waktu luang anak-anak dengan kegiatan yang bermanfaat bagi perkembangannya.
@ Pembinaan dan mencontohkan
Penanaman iman kepada anak-anak dapat dilakukan dengan pembiasaan. Pembiasaan tidak memerlukan keterangan atau argument logis. Maksudnya biasakanlah anak-anak itu dan tidak perlu dijelaksan berulang-ulang mengapa harus begitu. Dengan demikian, pembiasaan itu datang dari kebiasaan itu sendiri.
Dan berilah contoh langsung tanpa banyak keterangan. Perhatikan bagaimana kehidupan beragama sehari-hari seperti; membaca basmalah dari setiap pekerjaan.[22]
@ Hindari konflik ibu-bapak di depan anak
Pertengkaran orang tua tidak baik dilihat dari segi pendidikan anak dalam keluarga. Pendidikan agama bukanlah sekedar pendidikan dan pengajaran, ternyata lebih luas mencakup suasana umum di rumah tangga.[23]
@ Melaksanakan peribadatan dengan teratur
@ Orang tua menyeru anaknya ikut aktif dalam berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.
Dari beberapa metode tersebut semuanya bertujuan untuk penanaman nilai keimanan dalam hati generasi pelanjut yaitu anak-anak sebagai salah satu bagian dari suatu keluarga.
Disnilah orang tua sebagai individu dewasa bertanggung jawab akan pendidikan keagamaan pada anaknya karena keluarga merupakan bagian kecil dari lembaga sosial yaitu masyarakat yang hidup berperadaban dan memiliki tata nilai baik itu hukum keagamaan maupun hukum kemasyarakatan.
Pendekatan Pengajaran Agama Dalam Lingkungan Masyarakat
@ Pendekatan sosiologis
Sosiologis adalah ilmu yang mempelajari hidup bersama dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologis mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama. Cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan hidup itu. Serta kepercayaannya, keyakinan yang memberi sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam tiap persekutuan hidup manusia. [24]
Sosiologi adalah suatu ilmu yang menggambarkan keadaan tentang masyarakat lengkap dengan struktur lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan. Dengan ilmu ini suatu fenomena sosial dapat dianalisis dan faktor-faktor yang mendorong terjadinya hubungan mobilitas sosial serta keyakinan-keyakinan yang mendasari terjadinya proses tersebut.
Selanjutnya sosiologis dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat dimengerti, karena banyak kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dan ilmu sosiologis.
@ Pendekatan historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang didalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, objek, latar belakang dan pelaku dari peristiwa tersebut.[25] Menurut ilmu ini, segala peristiwa dapat dilakukan dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, dimana apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dan alam idelais kealam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di alam empiris dan historis.
Pendekatan kesejarahan ini amat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang konkrit bahkan berkaitan dengan kondisi sosial kemasyarakatan.
@ Pendekatan kebudayaan
Kebudayaan adalah hasil daya cipta manusia dengan menggunakan dan mengarahkan segenap potensi batin yang dimilikinya. Didalam kebudayaan tersebut terdapat pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat istiadat dan sebagainya. Kesemuanya itu selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan atau blue print oleh seseorang dalam menjawab berbagai masalah yang dihadapinya. Dengan demikian, kebudayaan tempat sebagai pranata yang secara terus menerus dipelihara oleh para pembentuknya dari generasi selanjutnya yang diwarisi kebudayaan tersebut.
Kebudayaan yang demikian selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami agama yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil dalam bentuk formal yang menggejala di masyarakat. Pengalaman agama yang terdapat di masyarakat tersebut diproses oleh penganut dari sumber agama.
Pertama Islam harus dipelajari dari sumber daya yang asli, yaitu Al-Qur’an dan al Sunnah Rasulullah. Kekeliruan memahami Islam, karena orang hanya mengarah dari sebagian ulama dan pemeluknya yang telah jauh dari bimbingan Al-Qur’an dan al Sunnah atau melalui pengenalan dari sumber kitab. Kata fiqh dan tasawuf yang semangatnya sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman, mempelajari Islam dengan cara demikian cara menjadikan orang tersebut. Sebagai pemeluk Islam yang sinkretisme, hidup penuh kad’ah dan khurafat yakni telah bercampur dengan hal-hal yang tidak islami jauh dari ajaran Islam yang murni.
Kedua; Islam harus dipelajari secara integral, tidak dengan parsial, artinya ia dipelajari secara menyeluruh sebagai satu kesatuan yang bulat tidak sebagian saja, memahami Islam secara parsial akan membahayakan, menimbulkan skeptis, bimbang dan penuh keraguan.
Ketiga, Islam perlu dipelajari dari kepustakaan yang ditulis oleh para ulama besar karena zu’amma dan sarjana-sarjana Islam, karena pada umumnya mereka memiliki pemahaman Islam yang baik, yaitu pemahaman yang lahir dengan pengalaman yang indah dan praktek ibadah yang dilakukan setiap hari.
Keempat, Islam hendaknya dipelajari dari ketentuan normatif teologi yang ada dalam Al-Qur’an, baru kemudian dihubungkan dengan kenyataan historis, empiris dan sosiologis yang ada di masyarakat. Dengan cara demikian dapat diketahui tingkat kesesuaian atau kesenjangan antara Islam yang berada dalam pada daratan normatif teologis yang ada dalam Al-Qur’an dengan Islam yang ada pada daratan historis, sosiologis, dan empiris dan sosiologis yang ada di masyarakat.
Hanya melalui penalaran kita misalnya membaca kitab fiqih, maka fiqih yang merupakan pelaksanaan dari nash Al-Qur’an maupun hadis sudah melibatkan unsur penalaran dan kemampuan manusia dengan demikian, agama menjadi membudaya atau membumi ditengah-tengah masyarakat. Agama yang tampil dalam bentuknya yang demikian itu berkaitan, dengan kebudayaan yang berkembang di masyarakat tempat agama itu berkembang, dengan melalui pemahaman terhadap kebudayaan tersebut seseorang akan dapat mengamalkan ajaran agama.
@ Pendekatan psikologi
Psikologi atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui gejala perilaku yang dapat diamati, menurut Zakiah Darajat perilaku seseorang yang tampak lahiriah terjadi karena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya.[26]
Dalam ajaran agama banyak kita jumpai istilah-istilah yang menggambarkan sikap batin seseorang misalnya sikap beriman dan bertakwa kepada Allah sebagai orang yang saleh, orang yang berbuat baik orang yang sadis sebagainya. Semuanya itu adalah gejala-gejala kejiwaan yang berkaitan dengan agama.
Dengan ilmu jiwa ini seseorang selain akan mengetahui tingkat keagamaan yang dihayati, dipahami seseorang juga dapat digunakan sebagai alat untuk memasukkan agama ke dalam jiwa seseorang sesuai dengan tingkat usianya dengan ilmu ini agama akan menemukan cara yang tepat dan cocok untuk menanamkannya.
Kita misalnya dapat mengetahui pengaruh dari shalat, puasa, zakat, haji dan ibadah lainnya dengan melalui ilmu jiwa dengan pengetahuan ini, maka dapat disusun langkah-langkah baru yang lebih efisien lagi dalam menanamkan ajaran agama itulah sebabnya ilmu jiwa ini banyak digunakan sebagai alat untuk menjelaskan gejala atau sikap keagamaan seseorang.
by.nanktok
by.nanktok
Langganan:
Postingan (Atom)